STIEPAR API Bantu Bumkal “Kalimas” Kalitirto Berbah Identifikasi Potensi Wisata Sejarah

Beragam peninggalan sejarah yang ada di Kalurahan Kalitirto Berbah Sleman menarik untuk diangkat. Kawasan sekitar bekas pabrik gula Tanjung Tirto memiliki lanskap dan tata kota yang unik. Selain bisa jadikan living museum, potensi itu bisa dikelola menjadi destinasi wisata unggulan di Sleman.

Demikian benang merah Sarasehan Pariwisata yang digelar mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pariwisata API Yogyakarta bersama jajaran kelembagaan Kalurahan Kalitirto. Acara digelar di rumah Dukuh Teguhan, Sabtu (9/11/2024).

Suasana Sarasehan Pariwisata

Dalam sambutannya Dukuh Teguhan, Sigit Pranawa mengapresiasi program STIE Pariwisata API Yogyakarta. “Kami menyambut baik upaya turba untuk melihat kondisi dan keadaan paninggalan kolonial Belanda. Kawasan ini pernah dijadikan tempat shooting film Soekarno dan 10 shooting film yang lain. Maka perlu adanya sinkronisasi agar lebih kawasan ini bisa bermanfaat. Sekedar catatan, PG Tanjung Tirto menurut simbah saya dibumihanguskan tentara saat revolusi”, ungkapnya.

Memaparkan materi berjudul Mengenal Sejarah Melalui Lensa Griya Kolonial, Dwi Priambudi, menyampaikan langkahnya merupakan bagian tugas matakuliah Budaya dan Geografi Kepariwisataan. Ia menguraikan potensi perumahan model kolonial yang bisa dijadikan salah satu batu loncatan dalam mengembangkan potensi sejarah Kalitirto. “Salah satu rekomendasi kami adalah menggelar kompetisi foto story. Selain diminati generasi milenial, juga berdampak pada pendidikan dan kesadaran sejarah”, paparnya.

Peninggalan sejarah PG Tanjung Tirto yang dijadikan gedung SMPN I Berbah

Sedangkan Wahjudi Djaja SS MPd selaku Dosen Pembimbing dalam pengantarnya menjelaskan keberadaan jejak kolonial Belanda. “Peninggalan yang ada di dukuh Teguhan ini termasuk budaya indis, gabungan arsitektur Barat dan Jawa. Lokasinya relatif luas dan beberapa rumah masih utuh. Kita nanti akan perdalam dan diskusikan dengan berbagai pihak agar manfaatnya bisa lebih dirasakan. Kalau sinergi dan kolaborasi bisa dibangun, bukan tidak mungkin ini akan jadi destinasi unggulan Sleman bagian timur”, tandas Ketua Umum Keluarga Alumni Sejarah Universitas Gadjah Mada (Kasagama) dan Pokja Ketahanan Ekonomi Badan Kesbangpol DIY ini.

Lurah Kalitirto Arihadi menyampaikan tanggapannya.

Sedangkan Lurah Kalitirto Arihadi, dalam sambutannya mengucapkan terima kasih atas kepedulian STIEPAR API Yogyakarta. “Kebetulan kami sudah lama mendiskusikan secara internal, tetapi siapa yang mau kita ajak kerjasama. Alhamdulillah, hari ini kita menemukan jalan semoga menjadi momentum Kalitirto untuk mengembangkan potensi bekas pabrik gula Tanjungtirto. Pemerintah Kalurahan Kalitirto sangat mendukung upaya ini dan kami berharap Bumkal Kalimas bisa segera menangkap peluang ini secara cepat. Kita yakin bisa meraih dukungan termasuk pendanaan. Yang jelas kita akan fasilitasi pembentukan unit wisata di Dukuh Teguhan yang paling dekat dengan kawasan kolonial”, tandasnya.

Mahasiswa STIE Pariwisata API Yogyakarta melakukan penggalian informasi

Menanggapi hal itu Direktur Bumkal “Kalimas”, Nugroho Slamet Raharjo, menyampaikan kesiapannya untuk segera bergerak. “Prioritas kami tentu menyempurnakan kelembagaan dan mempersiapkan sumber daya manusia. Tentu kami tak bisa meninggalkan para anak cucu yang menghuni rumah bekas peninggalan Belanda. Prinsipnya, mari kita kerja keras memanfaatkan potensi dan peluang selanjutnya kita nikmati bersama hasilnya”, jelasnya.

Sarasehan pariwisata dihadiri jajaran pemerintah Kalurahan Kalitirto, unsur kelembagaan Bumkal Kalimas, dan para penghuni rumah peninggalan sejarah Belanda. Setelah tanya jawab dan foto bersama, dilanjutkan ramah tamah. Kelompok Kalitirto terdiri atas Dwi Priambudi, Nurul Aulia, Aqila Riski S, Ardo Yudha P, Devania Aghna, Oktavia Kusmarini, Afrizal Raihan P dan Aji Agung Laksono.

(*)


Share

By About

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mabur.co

© 2025 Mabur.co