Ngaran Kite Festival yang merupakan rangkaian Sleman Creative Week digelar di Ngaran Margokaton Seyegan 12-13 Oktober 2024. Bertema Humans on Planet Earth agenda yang telah dilaksanakan ke empat kalinya ini menyajikan sesuatu yang baru.
Dipandu pengurus Komunitas Kandang Kebo, warga Ngaran diajak blusukan. Mereka menjelajahi berbagai jejak sejarah dari hampir semua periode. “Meskipun hanya padukuhan tetapi Ngaran menyimpan jejak arkeologis yang lengkap. Baik zaman prasejarah, periode klasik (Hindu Budha), Islam, kolonial dan periode kemerdekaan. Semoga bisa diangkat oleh masyarakat agar bermanfaat lebih luas”, papar Achid Zamroji dalam sarasehan kesejarahan Ngaran di Sejati Kopi, Sabtu (12/10/2024) siang.

Dalam sambutannya Lurah Margokaton Anggit Bimanyu SP menyampaikan bahwa potensi yang dimiliki Ngaran dan Kalurahan Margokaton sangat lengkap. “Kami mengucapkan terima kasih atas kolaborasi Komunitas Kandang Kebo yang memandu masyarakat dalam melacak jejak leluhurnya. Semoga ke depan kerja sama ini bisa dilanjutkan bersama warga. Sehingga harapan kami bisa melengkapi agenda kebudayaan yang ada di Margokaton”, tandasnya.
Selepas sarasehan dilakukan penelusuran langsung (blusukan) ke berbagai peninggalan arkeologis di Ngaran. Salah seorang warga Margokaton, Mei Anjar Wintolo, kepada mabur.co menyampaikan, saat blusukan bersama warga malah menemukan sebuah arca. “Meskipun dalam kondisi tidak lagi utuh, penemuan arca ini sangat penting sehingga harus diselamatkan. Sedangkan nisan yang ada berasal dari kisaran tahun 1600-1700. Untuk itu, kami berharap agar Komunitas Kandang Kebo bisa semakin membumikan semangat kesejarahan dan budaya”, harapnya.

Di sisi lain pada makam kuna juga ada makam yang relatif tua. Makam tersebut oleh warga dikenal sebagai makam Pandanaran yang dianggap pertama kali membuka Ngaran. Seorang warga, Agus Cahyono, menjelaskan dari Pandaranan berubah menjadi Ngaran. “Kisahnya seorang santri putri dari Sunan Pandanaran (red Bayat) yang membatat alas dan sebagai awal cikala bakal dusun Ngaran”, ungkapnya.
Ditemui mabur.co seorang warga Ngaran, Aisyah, menilai pelaksanaan Ngaran Kite Festival tahun 2024 jauh lebih baik dan kompak. “Muda-mudi bisa bersatu dan bersama-sama menyelenggarakan festival. Selain itu, panitia juga memperhatikan aspirsasi agar lebih mengutamakan usaha (UMKM) lokal agar bisa merasakan manfaatnya”, papar guru SMAN I Seyegan ini.
Hadir dalam sarasehan Dukuh Ngaran Riris Arista Retno Dewi, Ketua Komunitas Kandang Kebo Dr Maria Tri Widayanti, Pembina Komunitas Kandang Kebo Dr Minta Harsana MSc, budayawan Seyegan Agus, anggota Badan Promosi Pariwisata Sleman (BPPS) Wahjudi Djaja SS MPd, jajaran pengurus Komunitas Kandang Kebo dan warga sekitar.
(*)



