Sebagai organisasi alumni yang bersifat sosial, bijak jika Kasagama mengakomodasi usaha dan kegiatan yang tak terlalu akademis. Keragaman posisi dan peran alumni yang bertebaran di berbagai bidang kehidupan perlu difasilitasi agar keberadaan Kasagama semakin dirasakan manfaatnya.
Demikian benang merah obrolan santai jajaran pengurus Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kasagama) di Lor Kreteg Resto, Jumat (5/4/2024) sore. Selain pengurus hadir para alumni lintas angkatan.
Acara diawali dengan usul dan masukan dari masing-masing yang hadir terkait program Kasagama depan. Secara garis besar ada delapan point yang teridentifikasi. Yakni fasilitasi program melalu CSR, menambah kegiatan non akademis, membuka pengurus daerah (Pengda) Kasagama di kabupaten/kota, membuka akses dan network dengan dunia usaha, dan perlunya menggali Kasagama Fund untuk membantu adik-adik angkatan yang mengalami kesulitan pembiayaan kuliah.

Ketua Departemen Sejarah FIB UGM, Dr Abdul Wahid MPhil yang juga hadir menyampaikan, perlunya sinergi antara departemen dan alumni dalam turut mengembangkan kesejarahan. Disampaikan pihak departemen tengah merancang matakuliah Historiopreneurship sebagai upaya membekali mahasiswa agar semakin siap dalam menapaki kehidupan.
“Kami berharap adanya ikatan yang kuat antara Departemen Sejarah dan Kasagama untuk saling mendukung pengembangan program. Bahkan, dalam review kurikulum Sejarah ada peran alumni di dalamnya. Sebagai organisasi sosial, tentu kami memahami kesulitan yang muncul. Yang penting, ada komitmen untuk sama-sama saling mengisi dan menguatkan”, tandasnya.
Sementara itu Ketua Umum Kasagama, Wahjudi Djaja, menyambut positif beragam usulan dan masukan yang disampaikan. “Kami catat dan identifikasi untuk nanti kita tindak lanjuti sebagai program. Jujur ada banyak masukan dari para alumni agar Kasagama mengembangkan usaha. Bahkan para alumni yang sudah purna tugas dari pekerjaannya juga berharap agar Kasagama bisa membuka ruang untuk kegiatan hari tua”, paparnya.

Sebagai bahan laporan sementara, lanjutnya, Kasagama telah diajak bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan di beberapa kabupaten. “Ini sangat menarik karena jejaring alumni Sejarah bisa tersambung untuk beberapa program seperti pendataan kebudayaan atau penulusuran sejarah hari jadi desa. Maka kami mewakili pengurus Kasagama membuka diri jika ada alumni yang kebetulan memiliki jaringan kerja di Dinas Kebudayaan untuk mengajak dan melibatkan Kasagama”, harapnya.
Selesai buka puasa bersama dan obrolan santai dilanjutkan sarasehan dan foto bersama. Rencananya selepas Syawal akan dilanjutkan dengan rapat pengurus untuk mendiskusikan program termasuk pelaksanaan peringatan Konferensi Colombo Plan pada bulan Oktober – November 2024.
(jay)



