Dari Membaca Linus Sampai Pentas Musik Meriahkan Ruwahan Ageng Kiai Panji

Malam pentas apresiasi seni sastra pada Ruwahan Ageng Kiai Panji di padukuhan Karang Kepanjen Trimulyo Sleman berlangsung marak dan meriah. Masing-masing pementas menampilkan karakter dan genrenya sehingga panggung menjadi hidup.

Ketua Panitia Aditya Dwi Nugroho nampaknya harus berpikir keras untuk mengatur jadwal agar semua terakomodasi dan bisa diapresiasi. Hal ini terjadi karena Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa mempunyai dua jadwal bersamaan. Selepas hujan sore, suasana pun menjadi hangat sampai akhir acara pentas.

Rampak Tarian Panji

Diawali pergelaran Rampak Tarian Panji oleh Sanggar Budaya Karang Kepanjen, berhasil menyedot perhatian penonton. Kolaborasi seni, teater, tari, drama, musik dan diselingi kekidungan berhasil mengangkat ruh budaya Kepanjen. Sutradara dan koreografer Jujuk Prabowo berhasil mengubah mental karakter warga Kepanjen menjadi pemain teater yang menjiwai peran.

Pada acara Membaca Linus, dipentaskan tiga penyair yang masing-masing membawakan puisi karya Linus Suryadi AG. Penulis “Pengakuan Pariyem” ini lahir pada 3 Maret 1951 di Dusun Kadisobo, sisi utara Kepanjen. Membaca Linus didedikasikan untuk memperingari 73 tahun penyair berkarakter Jawa asal Kadisobo Trimulyo Sleman ini.

Sabatina Rukmi Widiasih

Pembaca pertama Sabatina Rukmi Widiasih yang membaca puisi Gloria. Pelan penuh penghayatan, Sabatina membaca bait pertama. Cintamu ibarat bintang berpijar Yang jauh, ia menerangi jagad raya Yang mengusap roman indah gemetar. Di antara kelam dan remang cuaca. Disusul dengan Andreas Ari Saputra mahasiswa STIE Pariwisata API Yogyakarta yang membacakan puisi Arjuna di Padang Kurusetra. “Murdaningsih,” kata Arjuna: “Yang mana: Panah sakti Pasopati atau panah Asmara?” Satunya racun maut, satunya api hidup. Pada kita, keduanya pun saling berebut. Hanif Kurniawan yang tampil kemudian membawakan tiga puisi Linus yakni Himbauan Cangik, Lingga dan Yoni serta musikalisasi Nglinus dengan sentuhan teatrikal bersama komunitasnya.

Hanif Kurniawan

Ketua Pokdarwis Trimulyo Mawardi mengaku sangat terkesan dengan pergelaran Rampak Tarian Panji dan Membaca Linus. “Kami sangat berterima kasih atas upaya untuk mengangkat budaya dan tokoh lokal. Generasi muda sekarang banyak yang tidak tahu siapa Linus Suryadi AG padahal karyanya sudah mendunia. Kami berharap ini bisa dilanjutkan dan dikembangkan”, pintanya.

Kelompok musim Gema Maya menampilkan kolaborasi unsur musik modern dan tradisional. Pada beberapa lagu aransemen mereka terlihat padu dan utuh sehingga mendapat aplaus dari penonton. Kelompok musik asal Sangurejo Turi ini berhasil menghibur Wabup Sleman dan tamu undangan. Diawali dengan lagu Cublak Cublak Suweng, kelompok ini mampu memeriahkan acara Ruwahan Ageng Kiai Panji.

Garuda Samsara

Band Garuda Samsara yang tampil sebagai panutup mengobati dahaga pengunjung. Mereka menyajikan belasan lagu-lagu Iwan Fals dan Sawung Jabo. Penonton dan panitia pun merangsek ke depan panggung untuk bernyanyi bersama di tutup dengan menyanyikan lagu Kemesraan bersama panitia. Hadir dalam pentas itu beberapa komunitas penggemar musik.
(*)


Share

By About

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mabur.co

© 2025 Mabur.co