Keragaman bangsa merupakan potensi yang jika tidak dikelola dengan pendekatan yang tepat akan melahirkan sejumlah permasalahan. Perlu langkah moderasi agar bisa saling saling terbuka, tenggang rasa dan sama-sama menjaga keutuhan bangsa. Kerukunan masyarakat adalah kunci stabilitas negara.
Dimikian benang merah Sarasehan Kebangsaan bertema Dengan Semangat Bhineka Tunggal Ika Kita Jaga Persaudaraan dan Kerukunan Umat Beragama Sebagai Anak Bangsa Bermartabat. Sarasehan digelar di Kedai Nyawiji Trimurti Srandakan Bantul, Minggu (3/12/2023) kerjasama KUA Srandakan, Pemkab Bantul dan PCTA Indonesia.
Dalam sambutan mewakili Bupati Bantul, Kabag Kesra Pambudi Arifin Rakhman SIP menjelaskan kegiatan moderasi antara lain untuk menjaga kerukunan. “Bantul tahun 2023 dievaluasi oleh Kemenag pusat dan memperoleh tiga penghargaan. Ketiganya adalah Kampung Moderasi Modalan, Rumah Ibadah Moderasi Pura Karanggede, dan Sekolah Moderasi SMAN Bambanglipuro. Bagi Bantul,.moderasi bukan hanya narasi tetapi memang menjadi program karena menjadi jalan bagi semua semua agama”, paparnya.
Dalam paparannya Ketua Tim HDI dan FUB Kanwil Kemenag DIY Dr H Nur Ahmad Ghozali MA.Dr Ahmad Ghazali MA menjaskan moderasi bukan menyinggung masalah agama tetapi tata cara beragama yang tak boleh ekstrim. “Ada empat hal yang harus diperhatikan, yakni komitmen kebangsaan, toleransi, antikekerasan, dan hormati budaya lokal”, tandasnya.
Sedang Dr KH Irwan Masduqi LC MHum (Pengasuh Pesantren Assalafiyah Mlangi) menjelaskan peranan Piagam Madinah yang telah meletakkan keadaban hubungan antar umat beragama. “Keragaman adalah adalah takdir Allah yang tak bisa dipaksakan agar menjadi sama. Yang dibutuhkan adalah saling menghormati dan menghargai”.
Ketua Umum Alumni Sejarah Universitas Gadjah Mada (KASAGAMA) Wahjudi Djaja SS, MPd sebagai pembicara ketiga menjelaskan pentingnya anal bangsa mengetahui realita kebangsaan dan kenegaraan. “Stabilitas negara bisa dirawat dengan penguatan atau penghargaan atas hak asasi manusia, terpelihara dan berkembangnya kebudayaan nasional, kemanunggalan TNI dan rakyat, penguatan pendidikan karakter, pembangunan yang berprinsip kerakyatan, serta memiliki sikap adaptif dan responsif pada dinamika zaman”, jelas Pokja Ketahanan Ekonomi Badan Kesbangpol DIY ini.
Sementara itu Haryo Sumantri menjelaskan keberadaan Persaudaraan Cinta Tanah Air (PCTA) Indonesia. “Organisasi ini dijiwai oleh manunggalnya keimanan dan kemanusiaan yang menjadi isi sila pertama dan kedua Pancasila. Mengapa harus cinta tanah air? Karena jatidiri bangsa sudah di ambang kelongsoran”, ungkapnya.
Turut memberi sambutan Ketua Panitia Khambali Muksin SAg dengan moderator H Sugito SAg MSi. Dimeriahkan tim seni budaya Bendo. Hadir dalam sarasehan Kasi Binmas Kemenag Bantul, Kesbangpol Bantul, Panewu Srandakan beserta Forkompimkap Srandakan, Lurah Trinurti dan beragam elemen masyarakat.
(jay)



