Upaya untuk menghidupkan dan memaknai narasi lokal berbasis sejarah dan budaya bisa dilakukan dengan banyak jalan. Selain melalui rangkaian kegiatan upacara adat tradisi, juga bisa dilakukan dengan lomba mewarnai. Inilah yang dilakukan Panitia Ruwahan Ageng Kiai Panji.

Pada Sabtu (2/3/2024) ratusan anak memenuhi area Lapangan Gelora Panji. Mereka mengikuti lomba mewarnai dengan tema Kiai Panji. Sosok yang dipercaya masyarakat sebagai pembuka kampung Kepanjen. Mereka memperebutkan Tropi GKR Hemas dan Piala Bupati Sleman.

Sedari pagi anak-anak dengan diantar oleh orang tuanya hadir mengikuti lomba dengan antusias. Mereka datang dari berbagai kapanewon yang ada di Sleman. Lomba digelar dalam dua kategori, yakni Kategori I untuk TK sampai SD Kelas 2, sedang Kategori II untuk SD Kelas 3-6. Kriteria penilaian antara lain kerapian dan kebersihan, kreatifitas memadukan warna, serta komposisi warna. Bertindak sebagai juri Noor Bramantyo.

Setelah mengikuti lomba selama 1,5 jam, juri memutuskan juara Lomba Mewarnai bertema Kiai Panji sbb.
Kategori 1 :
1. Delia Ayunda
2. Sherina Eka Maharani
3. Maya Naura Rizky
Kategori 2 :
1. Azzahra Elvina
2. Sofhie Salsabila Andriana
3. Javier Eguenga

Ketua Panitia Ruwahan Ageng Kiai Panji Aditya Dwi Nugroho kepada mabur.co menyampaikan harapan agar kisah Kiai Panji tidak saja dikenal generasi penerus tetapi juga menginspirasi hidupnya agar bermanfaat bagi masyarakat.

Kepanjen adalah sebuah wilayah di padukuhan Karang Kepanjen Trimulyo Sleman yang sekarang dipimpin Erna Nurohmi. Selain memiliki narasi sejarah, juga ditemukan jejak dan makam tua. Menurut penuturan ahli nisan Muhammad Yaser Arafat MA (UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta) nisan yang dipercaya sebagai makam Kiai Panji dibuat pada kisaran tahun 1700-an. Dengan demikian, kawasan Kepanjen telah memiliki usia peradaban sekitar 300 tahun.
(*)