Diikuti Ratusan Warga, Prosesi Ruwahan Ageng Kiai Panji Berjalan Sakral dan Hikmat

Mendung menggantung selepas siang, suara petir menggelegar di kejauhan. Prosesi kirab budaya Ruwahan Ageng Kiai Panji di dukuh Karang Kepanjen Trimulyo Sleman berlangsung dalam suasana sakral dan hikmat. Dilepas Dukuh Erna Nurohmi, peserta kirab berjalan sekitar 1 km dari Karang menuju makam Kepanjen.

Pembacaan doa mantra dan kidung oleh Lembaga Kebudayaan Jawa (LKJ) Sekar Pangawikan pimpinan R Bambang Nursinggih SSn mengawali prosesi sepanjang jalan. Di belakangnya berbaris secara urut tiga gunungan, 30-an ingkung, Bregada Kepanjen, Among Tani dan warga.

Prosesi kirab budaya Ruwahan Ageng Kiai Panji

Sesampai di makam Kiai Panji dilakukan sakralisasi dengan pembacaan kidung dan gurit. Seluruh peserta kirab dan ahli waris menyimak sambil duduk di antara batu nisan. Selepas pembacaan mantram, dilanjutkan tausiyah ruwah oleh Muhammad Yaser Arafat MA (dosen Sosilogi Agama UIN Sunan Kalijaga).

Dalam paparannya, ahli perkijingan ini menyampaikan perlunya meneladani sunah Rasul dalam memuliakan arwah para leluhur. “Apa yang kita lakukan sore ini adalah sebagai upaya menghormati syair Kiai Panji dalam menegakkan ajaran agama dengan membuka dusun Kepanjen. Dilihat dari bentuk dan jenis nisan, kira-kira dibuat sekitar tahun 1700an. Jadi jika dikurangi usia manusia antara 60-70 tahun, usia kampung Kepanjen ini sekarang sudah 300-an tahun”, tandas penulis buku Nisan Hanyakrakusuman ini.

Sementara itu Dukuh Karang Kepanjen Erna Nurohmi saat melepas kirab menyampaikan agar Ruwahan Ageng Kiai Panji ini bisa dijadikan sarana mengembangkan potensi dalam membangun padukuhan. “Ruwahan Ageng Kyai Panji ngemu suraos ingkang luhur, memetri Pancering Nagari Amrih Trimulyo ngrembaka lan lestari, memetri lan ngangkat nami Padukuhan Karang Kepanjen ingkang cikal bakalipun sumare wonten ing pesarean Kepanjen”, ungkapnya dalam bahasa Jawa.

Setelah prosesi selesai dilanjutkan kembul bujana bersama di kediaman Ketua RW Kepanjen Aditya Dwi Nugroho. Mewakili warga, Aditya menyampaian terima kasih dan syukur pelaksanaan kirab budaya Ruwahan Ageng Kiai Panji bisa berjalan lancar.

Umbul donga di pusara Kiai Panji

Budayawan Sleman Wahjudi Djaja yang memfasilitasi acara menyampaikan rasa hormat dan bangga atas segala jerih payah penuh rasa guyup rukun. “Ruwahan ini kita orientasikan untuk membangun padukuhan Karang Kepanjen dengan karakter budaya. Ruhnya ada pada laku hidup Kiai Panji yang sampai sekarang masih dihormati. Ini menjadi modal sosial dan kultural, ke depan kita tinggal mendesain agar berdampak positif bagi warga”, tandas anggota Badan Promosi Pariwisata Sleman (BPPS) ini.

Seluruh prosesi kirab budaya berakhir menjelang petang. Hadir dalam upacara tradisi ruwahan pegiat seni budaya Awang Rebo Legi, Ketua Pokdarwis Trimulyo Mawardi, para Ketua RT Ketua Deswista Katris Bambang Suryo S dan tokoh masyarakat Karang Kepanjen. Pada Kamis (29/2/2024) malam digelar Dzikir Agung di kompleks makam Kiai Panji bersama Gus Fawzi. Sementara untuk acara Jumat (1/3/2024) pagi digelar pembukaan Pasar Rakyat dan UMKM dan sorenya pentas seni. Pada malam harinya digelar apresiasi sastra Membaca Linus, pergelaran Rampak Tarian Panji oleh Sanggar Budaya Karang Kepanjen dan ditutup pentas musik Garuda Samsara.
(*)

0

Share

By About

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *