Dikelola dengan Manajemen Kalbu, Angkringan Timbangan Tebu Bikin Rindu

Pengelolaan usaha wisata dengan manajemen modern jelas sebuah tuntutan zaman. Pengelolaannya bisa dilakukan secara transparan dan bertangung jawab. Namun, mengambil hati pelanggan bukan hal yang mudah. Untuk itulah perlu menerapkan manajemen kalbu dengan selalu bersedekah.

Itulah yang coba diambil pengelola Angkringan Timbangan Tebu (ATT). Sebuah usaha kuliner sederhana di tepi rel kereta api kawasan Bodeh Ambarketawang Sleman yang hampir tiga tahun ini selalu mengalami peningkatan. Hal itu terungkap dalam sarasehan pembinaan UMKM yang di gelar di ATT Kamis (24/10/2024) sore.

Dalam pengantarnya Ulu-Ulu Kalurahan Ambarketawang Sigit Suprono SP menyampaikan, dua kunci manajemen yang tak boleh dilupakan. “Koordinasi dan komunikasi. Itulah dua hal penting dalam mengembangkan ATT. Selanjutnya selalu berinovasi terkait kuliner. Silakan mencari, menemukan dan mencoba kuliner yang bisa dijadikan penanda ATT agar semakin diminati pelanggan”, tandasnya.

Sebelumnya Wahjudi Djaja SS MPd selaku pendamping dan narasumber menyampaikan peran angkringan sebagai penggerak perubahan. “ATT sudah mengalami transformasi. Bukan sekedar angkringan seperti yang lama dikenal di Yogyakarta tetapi menjadi ruang ketiga untuk interkasi, diskusi, aktifitas ekonomi dan rekreasi yang bila dikelola secara optimal bisa menjadi destinasi. Maka, penting untuk selalu meng-up date menu, memperkuat kelembagaan dan menerapkan SOP yang benar”, kata anggota Badan Promosi Pariwisata Sleman (BPPS) ini.

Selanjutnya, imbuh dosen STIE Pariwisata API Yogyakarta ini, manajemen perlu memperkuat promosi dan memperluas pasar dengan membuat paket wisata. “Dari ATT ini kita bisa mendesain paket wisata susur sejarah ke Gunung Gamping atau Pesanggrahan Ambarketawang dengan moda delman atau andong. Ini akan menjadi momentum saat jalan tol nanti sudah jadi karena dekat dengan exit tol”, ungkap Pokja Ketahanan Ekonomi Badan Kesbangpol DIY ini.

UMKM Angkringan Timbangan Tebu

Dalam kesempatan yang sama, Dukuh Bodeh Drs Wiji Agus Purnama mengingatkan agar semua UMKM yang terlibat tak melupakan sedekah. “Itu adalah cara kita untuk mensyukuri nikmat dan karunia Allah. Banyak tempat ingin mencoba usaha seperti yang kitan lakukan tetapi tak mudah dan tak semua berhasil. Kita tinggal merawat, mencintai dan mengembangkan. Caranya dengan selalu berbuat baik kepada pelanggan dan menerapkan manajemen secara benar. Tugas kita berusaha, Allah yang akan bukakan jalan”, paparnya.

Sedangkan Sigit Tri Haryadi dari Manajemen ATT menambahkan selain minuman dan gorengan, semua jajanan adalah produk UMKM di Bodeh. “Harapan kami bisa menggerakkan perekonomian dan memperluas usaha. Setiap malam Selasa Kliwon kami mengadakan doa dan tahlil bersama agar selalu mendapat ridla Allah. Alhamdulillah, semua bisa berjalan dan tiap hari tak kurang 1.000 bungkus nasi habis terjual. Meskipun juga ada dinamika, namun, semua bisa kami selesaikan secara internal”, pungkasnya.

Sekitar 40 UMKM di Bodeh Ambarketawang memasuk beragam jenis jajanan angkringan. Mereka mendapat award tahun 2024 dari BKK yang digunakan untuk pengembangan kapasitas dan inovasi.
(*)

0

Share

By About

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Mabur.co

© 2025 Mabur.co