Gelar Travel Dialog di Medan dan Batam, BPPS Berharap Ada Travel Pattern Baru

Medan dan Batam adalah dua wilayah dengan pola wisata yang unik. Secara geografis dan kepariwisataan mereka dekat dengan Singapura dan Malaysia. Tak berlebihan jika Sleman membuka kemungkinan pola perjalanan wisata dengan mereka.

Demikian benang merah Travel Dialog & Table Top yang digelar Badan Promosi Pariwisata Sleman (BPPS) dan Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman. Acara digelar di Medan (29/10/2024) dan Batam 30/10/2024). Hadir dalam kegiatan Kabid Pemasaran Wisata Dispar Sleman Kus Endarto SE MEc Dev serta Kabid Pengembangan SDM dan Usaha Pariwisata Nyoman Rai Savitri SPsi MEc Dev.

Mewakili ASITA Sumatra Utara Surya Salim menyambut secara positif acara seperti ini karena bisa dijadikan sebagai update product. “Harapan kami, rekan-rekan di Medan bisa membuat program penjualan. Harus diakui untuk tour di sektor domestik masih banyak kendala, misalnya tiket yang mahal. Secara geografis kita dekat dengan Singapura dan Malaysia, sehingga paket kita harus kompetitif. Kita belum bisa bikin paket murah meriah, paketnya harus high. Namun, untuk teman-teman di Medan, perlu diketahui, Sleman paling banyak daerah tujuan wisatanya”, tandas Dewan Pertimbangan Tata Krama ASITA Sumut ini di Hotel Grand Inna Medan.

Sedangkan Kus Endarto menyampaikan inti pariwisata, yakni silaturahmi, sinergi dan kolaborasi. “Silaturahmi bisa memperpanjang usia, memperbanyak rezeki. Maksud kedatangan kami ke sini adalah bagaimana kami bisa menambah jumlah orang yang akan berkunjung ke Sleman dari Medan via bandara Kualanamu. Banyak wisatawan Malaysia ke Medan dulu. Harapan kami, bisa dibuka perjalanan wisata ke Sleman dan Yogyakarta”, tandasnya.

Ketua BPPS Agung Tris Sasongko dalam pengantarnya menyampaikan Sleman banyak potensi wisata, desa wisata, beragam destinasi. “Sekedar catatan di Sleman ada 283 hotel. Restoran, pusat oleh-oleh, kerajinan, beratus candi juga semakin diminati wisatawan”, paparnya.

Sementara itu, saat travel dialog di Batam, Ketua ASITA Kepulauan Riau, Eva Betty Siahaan, mengucapkan terima kasih atas ajang bisnis yang digelar BPPS. “Kita dapatkan manfaat. Mungkin kita lupa memiliki jaringan wisata dengan Sleman. Kepri dikenal dengan budaya bahari, shoping, sedangkan Sleman banyak sejarah dll”, ungkapnya.

Pemaparan potensi wisata Sleman disampaikan Muh Iqbal.Yusron (Ketua HPI Sleman). Materi yang disampaikan antara lain potensi alam, sejarah, budaya, kuliner, kerajinan dan pendidikan.

Seller yang ikut delegasi BPPS dalam table top di Medan dan Batam antara lain Pas Management, Mekar Wisata Tour, HEHA, Joglo Amirta, Index Wisata Tours, Catering Dua Ibu, Badan Promosi Pariwisata Sleman, STAT Indonesia, Bakpia Tugu Jogja, PHRI Sleman dan Grand Inna/Aston Inn serta STIE Pariwisata API Yogyakarta.

Acara di kedua wilayah ditandai dengan prosesi budaya saat opening dan pemberian cendera mata dari delegasi Sleman untuk jaringan kerja Medan dan Batam. Delegasi BPPS (2020-2024) adalah Agung Tri Sasongko (PHRI), Djoko Supriyono (PHRI), Fachri Herkusuma (Asita), Widhi Kusuma Ramdani (Asita), Moris Tumpal Situmorang (PPJI), Donny Rahmat (PWI), M Iqbal Yusron (HPI), Widya Sekar Buana (PT Angkasa Pura I), dan Wahjudi Djaja (Stiepar API Yogyakarta).


Share

By About

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mabur.co

© 2025 Mabur.co