Gunung Cakaran, Korban Pembangunan?

Jika Anda melakukan perjalanan ke Jawa Tengah sisi selatan, tepatnya Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten, selain disuguhi bentang Pegunungan Seribu yang membentengi Pulau Jawa, juga akan diperlihatkan dua gunung yang akrab di telinga sejarah.

Berjarak sekitar 16 km dari pusat kota Klaten, di sepanjang jalan Anda akan melihat jejak pemandangan yang asyik. Perkebunan tembakau dengan los dan gedung pengepakan sisa kolonialisme Belanda. Tembakau Wedi, tembakau Gayamprit atau tembakau Gantiwarno adalah tiga diantara jenis tembakau yang menjadi bagian tembakau Vorstenlanden. Sebuah wilayah yang merujuk Kraton Surakarta dan Yogyakarta.

Semakin ke selatan dari pusat kota Klaten, tentu Anda akan mendekati Pegunungan Seribu. Kalau ke timur, Anda seperti akan menabrak Gunung Cakaran dan Gunung Jabalkat. Dua gunung yang banyak menyimpan kisah penyebaran Islam di Jawa bagian selatan. Anda tentu tahu, di Gunung Jabalkat itu bersemayam Sunan Tembayat. Dikenal juga dengan Sunan Pandanaran, Bupati Semarang yang sudah taubat sehingga mengikuti dawuh Kanjeng Sunan Kalijaga.

Soal makam Sunan Pandanaran, nanti akan kita ulas di bagian tersendiri. Sekarang kita akan mengulas Gunung Cakaran di sisi kiri Gunung Jabalkat dari arah barat. Di situ bersemayam Syekh Domba, salah satu kecu yang hendak merampok Sunan Pandanaran yang kemudian justru menjadi pengikutnya. Konon, karena bengisnya, kecu atau garong ini dulu dikenal dengan Sambang Dalan. Tahu artinya? Ya, pengelana jalanan. Karena kalah sakti, dia diseblatke (dikutuk) menjadi manusia berkepala domba.

Nah, yang memprihatinkan adalah gunung dimana dia dimakamkan terlihat menguning kecoklatan. Ada eksploitasi atas gunung itu untuk kepentingan urug jalan tol Solo-Yogyakarta. Anda harus tahu, kawasan Gunung Cakaran itu selain terdapat makam Syekh Domba juga menyimpan batuan purba yang langka. Tak aneh jika UGM membangun Stasiun Geologi di dusun Banyuripan, 1 km dari makam Sunan Pandanaran. Situs geoheritage itu memang menjadi laboratorium mahasiswa Jurusan Geologi UGM, UPN, STTN dll. Konon, itu merupakan situs batuan langka tertua di Jawa selain Karangsambung Kebumen.

Pembangunan. Entah sampai kapan akan identik dengan kerusakan lingkungan. Rasanya akan panjang jika atas nama pembangunan lalu lingkungan dikorbankan atau menjadi korban. Saat bencana ekologi mulai mengancam, saat air mulai langka, saat hutan rusak, dan panas kian membara, bicara penyelamatan lingkungan seperti mimpi di siang hari.

(Jay)


Share

By About

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mabur.co

© 2025 Mabur.co