Intepretasi Baru Fungsi Candi Pembakaran Kompleks Ratu Boko

Oleh: Ancah Yosi Cahyono*

Candi Pembakaran berada di kompleks Ratu Boko, dimana kita dapat melihatnya setelah melewati gerbang ke-2 dan berada sekitar 30 m ke arah kiri. Dari kejauhan kita akan meliahat satu bentuk candi yang hanya berupa batur dan kaki dilengkapi dengan tangga di arah barat tanpa adanya pintu dan atap.

Bila meniti tangga dan sampai di atas pada ujung tangga terdapat semacam sisa gerbang di kedua sisi yang tidak terlalu tinggi. Diamati lebih mendetail, gerbang ini pun memiliki terusan yang menjadi pagar keliling dimana kita bisa melihatnya dengan mengikuti sisa pen kuncian di sisi lantai.

Menuju tengah bangunan terdapat lubang persegi di tengah bangunan yang cukup dalam. Oleh lubang inilah kemudian Pembakaran mendapatkan namanya. Dimana dahulu terdapat abu sisa pembakaran yang kemudian juga dikaitkan oleh beberapa ahli dimungkinkan sebagai tempat upacara api.

Memang, terdapat beberapa kejanggalan juga untuk upacara api, ataupun pembakaran, yang mana bila dilihat dari ukuran dan kedalaman lubang ruang ini terlalu besar untu dua upacara tersebut. Namun demikian, pada tahun 2022 ada teori yang cukup menarik yang dikemukakan oleh Wongse. Dimana ia menililai tempat ini bukanlah merupakan tempat untuk ritual api, namun lebih menyerupai bangunan Bodhigara.

Bodhigara secara harafiah bisa di artikan sebagai “pot/rumah) pohon Bodhi yang digunakan sebagai Bodhimanda. Bodhimanda adalah tempat dimana Buddha mencapai pencerahan di bawah pohon Boddhi bersinggasana Intan (Vajrasana). Dimana para Bikhu Sinhala dahulu juga menggunakan bangunan ini pada salah satu obyek puja mereka.

Ia berpendapat demikian dikarenakan melihat bangunan serupa yang terdapat di Abhayagirivihara, Srilanka, dimana Pohon Sri Maha Bodhi yang konon keturunan dari Pohon Bodhi dimana Buddha mencapai pencerahan masih hidup.

Adanya kolam besar sebagai tampungan mata air di belakang bangunan Candi Pembakaran sebagai bukti pendukung jika candi ini dahulu pernah ditanam Pohon Bodhi. Dimana jenis ficus ini cukup membutuhkan air jika ditanam di perbukitan Boko yang gersang, serta dukungan sebagai sarana ritual.

Penyamaan Ratu Boko dengan Abhayagirivihara Srilanka tidak mengherankan jika kita mengingat bahwa Bangunan Ratu Boko yang juga diberi nama Abhayagirivihara ini pada awalnya dibangun sebagai “duplikat” dari Abhayagirivihara yang ada di Sri Lanka.

Benar atau tidaknya teori baru ini saya secara pribadi tidak tahu, walau juga terdapat beberapa hal yang masih mengganjal, tetapi secara keseluruhan apabila merunut konteks dan latar keagamaan memang cukup bisa digunakan pembanding disamping teori mengenai upacara api yang juga memerlukan banyak bukti pendukung selain sisa abu.

Bagaimanapaun, masa lampau tetap menjadi misteri masa lampau bagi kita yang ada di masa sekarang yang hanya bisa menduga serta meraba sisa-sisa yang ada tanpa harus menghakimi terlebih tradisi yang telah mati dengan pikiran dan majemuknya budaya di masa kini.

Bahan bacaan:
Suebsantiwongse, 2022, Candi Pembakaran at Ratu Boko Its Possible Funtion and Association with the Mediaeval Sri Lankan Monastery at Anuradhapura dalam Creative South hal: 74-93

*Praktisi percandian, anggota Kandang Kebo


Share

By About

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mabur.co

© 2025 Mabur.co