Ismail Sukribo: Kepergian Komikus Misterius

Oleh: Wahjudi Djaja

Suatu malam. Di tahun 2013. Hand phone tiba-tiba berdering. Nomornya belum tersimpan sehingga ragu-ragu aku mau mengangkatnya. “Selamat malam, apa ini benar Pak Wahyudi? Saya dari bagian intel Polda mohon izin mau bertemu”. Dengan sedikit gemetar saya jawab dan persilakan. Ada apa ya, Allah?

Sambil menata hati saya mondar-mandir. Ada apa ya? Apa terkait kegiatan 36 Tahun Purna Budaya dimana aku jadi panitia pelaksananya? Atau? Belum selesai mereka-reka, dari balik pagar rumah muncul sesosok pemuda. Dia nampaknya menuntun motornya dari ujung gang sehingga tak terdengar suaranya. Astaghfirullah, Bung Kribo!

Sejak berteman di Fb tahun 2012 itu kali pertama aku bertemu dengannya. Namun cerita tentangnya sudah kudengar langsung dari Kangmas GM Sudarta, seniornya di Kompas. Aku diminta membuat Komunitas Oom Pasikom. Ada beberapa program yang kami siapkan, mulai menyambung kembali komunikasi dengan teman-teman Kangmas GM melalui akun Fb, membuat kaos, menggelar diskusi, sampai mengadakan pameran. Puncaknya terjadi saat peringatan 36 Tahun Purna Budaya–kemudian berganti nama menjadi Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri atau PKKH UGM–sejak 1 sampai 10 Maret 2013. Beragam acara digelar selama 10 hari itu dan selama itu pula Kangmas GM bersama Sanggar Bambu menggelar pameran lukis.

Di sela-sela menggerakkan Komunitas Oom Pasikom dan mempersiapkan acara itulah, Kangmas GM merekomendasikan Ismail Sukribo untuk dilibatkan. “Dia kartunis Kompas juga Mas, karyanya berkarakter dan menggelitik”, tutur kartunis Oom Pasikom ini. Tanpa pikir panjang segera saya kontak Kribo melalui message pada 22 Juni 2012. Komunikasi dengannya pun terjadi, tidak langsung, tapi inbox. Cara ini memang dia suka.

Pernah suatu saat dia kuundang untuk sebuah acara kebudayaan. Begini jawabannya. “InsyaAllah, tapi depend on istri saya. dia tanggal itu posisi baru perjalanan pulang dari berlin. Kalau dari jakarta langsung bisa dapat tiket ke jogjakarta, maka saya akan usahakan hadir. tetapi kalau ternyata istri belum sampai rumah, saya mohon maaf nggak bisa datang, karena harus menemani anak2 Pak. Maturnuwun sekali undangannya”.

Dikenal akrab dengan Ismail Sukribo, namanya Ahmad Faisal Ismail. Sejak SMP sudah lihai membuat komik dan karyanya masuk koran Kedaulatan Rakyat. Pada 1992 menjadi mahasiswa Desain Interior ISI dan 2003 goresan tangannya sudah masuk harian Kompas. Sukribo pun menghiasi halaman Kompas secara rutin setiap Minggu. Pemuda desa yang pede, luas cakrawala tapi kritis dan ngayelke. Nylekit bikin sengit. Coba simak dan amati wajah profile pemuda ndeso dengan rambut kribo itu.

Karya komik Sukribo memang memiliki posisi tersendiri. Dari pilihan karakter, bagi saya, dia tepat sekali mengambil determinan. Dalam komunitas Jawa, yang kebanyakan sarungan, pecinan, angringan, suka jagongan, lalu muncul pemuda kribo jelas memberikan pembeda yang kuat. Didukung dengan celoteh menggelitik dan cenderung nyengitake, Sukribo mampu memainkan peran sebagai katarsis yang efektif. Berbeda dengan Oom Pasikom yang merujuk kelas menengah ke atas, Sukribo mengakrabi masyarakat level bawah secara elegan egaliter. Sesekali melontarkan sindiran ke atas, tetap dalam bingkai ngakak. Dalam beberapa hal, Mail berhasil memainkan karakter Sukribo.

Secara pribadi Sukribo itu misterius. Tak hangat di medsos–terutama dalam komunikasi di Fb–tapi kalau sudah inbox dia menggelitik, kritis bahkan tak jarang ngolok-olok. Saat dia tanya posisi suatu tempat, sebelah kiri atau kanan, kujawab kiri, dia membalas begini, “Oh iyaaa, pengikut Bu Mega harus kiri kok yaaa”.

Selama di rumah baru dia banyak bercerita. Mulai keluarga, agama, respon tetangga pada sikap dan aktifitasnya, sampai agenda-agenda kebudayaan. Hangat, suka clethukan, lalu mudah ganti tema. Lama tak komunikasi sejak terakhir pada 26 Desember 2019, tadi pagi (Minggu, 26 November 2023) membaca kabar duka: Ismail Sukribo telah dipanggil kembali oleh Sang Pelukis Sejati.

Selamat jalan Bung Kribo, selamat bertemu dengan seniormu Kangmas GM. Semoga diampuni salah dosanya, diterima amal baikmu, dan dimasukkan ke dalam surga yang lama kau rindu. Duka cita mendalam untuk istri, anak dan segenap keluarga serta handai taulan, semoga diberi kekuatan dan ketabahan. Aamiin

Ksatrian Sendaren, 26 November 2023.

 

0

Share

By About

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Mabur.co

© 2025 Mabur.co