Maulid Simtudduror di Makam Habib Ahmad Bafaqih, Ritual Lapanan Meraih Keberkahan

Kecintaan umat kepada ulama apalagi dzuriyah, yakni anak cucu keturunan Nabi Muhammad SAW, selain diekspresikan melalui sholawat, juga bisa dilakukan dengan berkirim doa bersama. Bisa dilakukan pada hari biasa tetapi ada juga yang dilakukan bersamaan dengan ziarah di makamnya.

Setidaknya itu yang secara rutin dilakukan oleh anak cucu Habib Ahmad Bafaqih, seorang habaib dan ulama ternama yang pernah menjadi rujukan dan tempat belajar para ulama besar. Umat Islam dari berbagai kalangan dan wilayah berdatangan di kompleks makam Bulan, Kemusuh, Banyurejo, Tempel, Sleman, DIY tempat Habib Ahmad Bafaqih dan keluarga dimakamkan.

Acara yang digelar setiap 35 hari (lapanan) ini menjadi agenda rutin tiap malam Jum’at Kliwon yang diikuti ratusan jamaah dari berbagai wilayah. Sebuah acara yang lebih dikenal dengan mualid dipimpin oleh Habib Husein bin Muhammad bin Ahmad Bafaqih. Dimulai jam 21.00 wib, para jamaah khusuk duduk melingkari kompleks makam yang dibangun atas jasa Wakil Presiden RI Adam Malik ini.

Ziarah dan berdoa di makam para ulama, habaib dan aulia diyakini sebagai upaya untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt dengan mengharap keberkahan dari laku hidup shohibul maqam. Sebagaimana pesan Habib Luthfi bin Yahya dalam sebuah kesempatan, ziarah semacam itu bisa dimaknai sebagai upaya menghidupkan tradisi ulama sekaligus memakmurkan makam beserta wilayah di sekitarnya.

“Dimana di situ ada makam ulama atau pahlawan, makmurkan dan hidupkan agar hidup penuh dengan keberkahan. Hanya dengan begitu, kita menjadi warga dan hamba yang tahu bertanggung jawab dan berterima kasih kepada para leluhur yang telah berjuang mendirikan bangsa dan negara Indonesia”, pesan Habib Luthfi yang pernah merasakan didikan Habib Ahmad Bafaqih itu.
(Jay)

0

Share

By About

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Mabur.co

© 2025 Mabur.co