Memetri Kali Progo adalah wujud tanggung jawab budaya pemerintah dan warga. Pelestarian sungai tidak hanya biota yang ada di dalamnya, tetapi juga pelestarian lingkungan yang lain. Memetri Kali Progo merupakan perwujudan rasa keterpanggilan dari masyarakat baik di sekitar maupun yang lainnya karena Kali Progo ini lintas wilayah.
Demikian disampaikan Kepala Dinas Kebudayaan Bantul Nugroho Eko Setyanto SSos MM saat melepas kirab budaya dalam rangka Memetri Kali Progo di Kedai Nyawiji, Bendo, Trimurti, Srandakan, Bantul, Jumat (23/6/3/2023). “Kita berharap di tempat lain sepanjang Progo ini juga melakukan hal yang sama walaupun dengan bentuk yang berbeda-beda sesuai dengan kreatifitas dan karakter masyarakat”, tandasnya.
Suasana sakral dan hikmat Memetri Kali Progo terjadi saat performing art oleh Sanggar Bimo Murti dengan tujuh penari membawa tujuh kendi berisi air dari tujuh sungai, yakni Kali Progo, Kali Winongo, Kali Code, Kali Gajahwong, Kali Kuning dan Kali Opak. Musisi Denny Dumbo, personil Sirkus Barock mengiringi prosesi. Pembacaan narasi Memetri Kali Progo dilakukan oleh Wahjudi Djaja selaku pendamping wisata.
Tujuh penari Sanggar Bimo Murti membawa tujuh kendi sebagau simbolisasi Sapta Sendavah, yakni tujuh sungai yang menjadi penanda wilayah Mataram (Yogyakarta). “Memetri Kali Progo merupakan gerakan awal untuk mengangkat kembali makna dan peran sungai bagi kehidupan dan peradaban. Sungai dulunya adalah halaman depan, yang dalam perkembangannya berubah menjadi halaman belakang tempat sampah. Inilah yang harus kita sadarkan dengan jalan budaya Memetri Kali Progo”, jelas anggota Pokja Ketahanan Ekonomi Badan Kesbangpol DIY ini.
Pada kesempatan itu, Lurah Trimurti Agus Purwaka ST juga menebar ikan. Disampaikan penghargaan atas kerja keras warga Dukuh Bendo yang telah menggelar Memetri Kali Progo. Sementara itu Dukuh Bendo, Partono, mengucapkan terima kasih atas dukungan semua pihak sehingga Memetri Kali Progo bisa dilaksanakan dengan sakral dan hikmat.
Peserta kirab Memetri Kali Progo antara lain Bergada Proketen, Bergada Iwak, Lembaga Kebudayaan Jawa Sekar Pangawikan pimpinan R. Bambang Nursinggih SSn, masyarakat padukuhan Bendo dan berbagai komunitas peduli sungai. Kirab bergerak dari Kedai Nyawiji, mengelilingi Dukuh Bendo dan masuk ke area Kali Progo di sisi bawah Bendungan Sapon.
(Jay)



