Nisan-Makam Goa Pindul: Beberapa Kritik

Oleh: Muh Yaser Arafat MA*

Beberapa waktu lalu saya dikirimi foto tentang penemuan sebongkah batu nisan bergurat aksara arab (cek foto 1). Kabarnya batu nisan itu ditemukan sekira 2 tahunan lalu di area Goa Pindul, Gunung Kidul, Yogyakarta. Batu nisan itu bertuliskan aksara Arab dari atas ke bawah:
شيخ
ابراهيم
ا-١٠-٤٧٤

Jika dibaca, inskripsi Arab tersebut berbunyi:
Syaikh
Ibrahim
1-10-474

Beberapa kalangan lantas menganggap makam ini sebagai makam tertua di Jawa. Sebab angka tahun “474” itu jika dibaca dengan tahun Hijriyah, lalu dikonversi ke tahun Masehi yaitu dengan ditambah 579 (ada yang menambah 500 dan ada pula 600 ), maka hasilnya sekira 1053 M.

Saya akan mengajukan beberapa asumsi kritis untuk menguji kesimpulan bahwa makam ini adalah makam tertua di Jawa.

Saya sendiri melihat batu nisan itu adalah ”batu baru”. Apalagi jika dikaji tulisan Arab-nya. Beberapa pertimbangan saya adalah sebagai berikut:

Pertama, penulisan penanggalan di nisan, jika ditarik pada tahun 1053 M, cukup meragukan. Tradisi penulisan tanggal, bulan, dan tahun di nisan makam Islam di Jawa saat itu belum berlaku dengan cara “demikian”. Tolong ingatkan jika saya salah.

Kedua, umumnya kabar mengenai waktu wafat atau kematian seseorang di nisan-nisan makam Islam pada masa tahun segitu, yaitu sekira 1053 M hingga tahun 1500-an, dikabarkan dengan menggunakan kalimat, bukan angka. Contohnya nisan makam Fathimah Binti Maimun di Leran, Gresik, Jawa Timur (cek foto 2).

 

Ketiga, bila penanggalan di nisan diungkapkan dengan angka, maka angkanya biasa ditulis dengan huruf Kawi. Penanggalannya juga menggunakan tahun Saka. Contohnya nisan-nisan tua di Tralaya, Mojokerto, Jawa Timur (cek foto 3).

 

Keempat, ada informasi waktu wafat di nisan dengan menggunakan aksara Arab, tapi tahunnya justru menggunakan Saka (cek foto 4).

Kelima, pola penulisan tanggal, bulan, dan tahun di nisan Goa Pindul itu adalah pola penulisan tanggal, bulan, dan tahun dalam gaya hari ini, yaitu seperti ini: 1-10-474.

Keenam, coba perhatikan. Ada tanda kurang (-) yang memisahkan angka 1, 10, dan 474. Itu jelas pola penulisan tanggal, bulan, dan tahun sebagaimana di zaman kita hari ini. Bukan di zaman tahun 1053 M. Itu seperti Anda menulis penanggalan hari ini: 1-10-2023.

Ketujuh, bedanya, tulisan tanggal, bulan, dan tahun di nisan Goa Pindul ditulis dari kanan, bukan dari kiri.

Kedelapan, untung saja penulisan tanggal, bulan, dan tahun di nisan Goa Pindul itu tidak pakai tanda slash atau garis miring seperti ini /.

Kesembilan, kata seorang kawan yang ahli kaligrafi, tulisan Arab di nisan Goa Pindul itu adalah kaligrafi baru. Ia kaligrafi khas tulisan tangan hari ini. Tapi ini bisa diuji secara kritis.

Kesepuluh, dengan demikian, dilihat inskripsinya, nisan ini tergolong nisan baru. Ada yang menulisnya ”kemarin sore”. Jadi tidak harus terburu-terburu untuk menyebutnya makam Islam tertua di Jawa. Sebagaimana tidak boleh terburu-buru juga menyebutnya sebagai sebaliknya.

Ini masih asumsi saya saja. Tentu saya tidak akan menyimpulkan saat ini. Butuh kajian serius. Saya kembalikan pada bagaimana Anda menanggapinya. Penemuan nisan Goa Pindul ini harus dikaji. Misalnya dengan mendatangi ahli kaligrafi, mempelajari dari perspektif sejarah, budaya, antropologi, dan kajian naskah terkait.

Yogyakarta, ١ – ١٠ – ٢٠٢٣
(Saya pinjam cara penulisan tanggal, bulan, tahun kayak di Nisan Goa Pindul)

Wallahu a’lam

*Dosen UIN Sunan Kalijaga, Penulis Buku Nisan Hanyakrakusuman


Share

By About

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mabur.co

© 2025 Mabur.co