Padukan Tiga Substansi, Prof Esti Ismawati Sampaikan Pidato Pengukuhan Guru Besar

Suasana kampus Universitas Widya Dharma Klaten, Selasa (17/10/2023) berbeda dari hari biasanya. Selain tengah menggelar wisuda, universitas kebanggaan warga Klaten ini menjadi saksi dikukuhkannya dua Guru Besar. Keduanya adalah Prof Dr Dra Hj Esti Ismawati, MPd dan Prof Dr Drs Dwi Bambang Putut Setiyadi MHum.

Dibuka Rektor sekaligus Ketua Senat Prof Dr Triyono MPd, acara Pengukuhan Guru Besar dan Wisuda Unwidha Angkatan LXXV antara lain dihadiri Ketua Yayasan Pendidikan Indonesia, Forkompimda Kabupaten Klaten, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten Titin Windiyarsih SPd MPd yang membacakan sambutan Bupati Klaten, dan ratusan tamu undangan.

Dalam pengukuhan sebagai Guru Besar Ilmu Pendidikan Bahasa dan Sastra FKIP Unwidha, Prof Esti menyampaikan pidato berjudul “Membelajarkan Sastra Pariwisata, Sastra Rempah dan Sastra Maritim Secara Terpadu Untuk Generasi Emas Indonesia”.

Sastra pariwisata, demikian Prof Esti, adalah wacana baru untuk mengkaji aspek pariwisata dalam karya sastra dan mengkaji sastra dengan pendekatan pariwisata. “Wisata sastra adalah kegiatan perjalanan ke tempat atau objek wisata yang digambarkan dalam karya sastra”, tandas perempuan yang aktif meneliti sastra Jawa Klasik ini.

Sedang sastra rempah, paparnya, merupakan kajian sastra bertema rempah yakni usaha inovatif dalam memahami dan memaknai sastra secara historis dan kontekstual. “Sastrawan mempunyai kepekaan terhadap derita bangsanya terkait dengan eksploitasi rempah secara besar-besaran oleh bangsa Barat di Nusantara”, jelasnya.

Sementara terkait sastra maritim, Guru Besar pertama Unwidha ini menjelaskan, merupakan terminologi untuk puisi atau sajak-sajak, prosa (cerpen, novel, roman) dan drama yang bicara tentang dunia maritim, tentang dunia kepulauan, kelautan dan aneka diversifikasinya. “Laut merupakan inspirasi yang tiada habisnya bagi pengarang”, tandasnya.

Membelajarkan sastra pariwisata, sastra rempah dan sastra maritim secara terpadu, lanjut perempuan kelahiran 1961 ini, bisa dimulai dengan memelajarkan struktur bahasanya, ide pokoknya, pesan kritis yang dibawanya, serta mulai membimbing siswa ke dalam skema 5W1H pada ketiga bahan ajar sastra. “Kegalauan saudara-saudara kita di Pulau Rempang bisa dijadikan brainstorming siswa dengan menuliskan lirik-lirik pantun”, ungkapnya.

Langkah tersebut, imbuhnya, bisa memupuk semangat nasionalisme, menambah rasa bangga sebagai bangsa yang bertanah air yang indah. “Buku Sastra Pariwisata, Sastra Rempah, dan Sastra Maritim sangat layak dibelajarkan kepada generasi emas Indonesia untuk menguatkan nasionalisme dan menghaluskan rasa bahasa karena ditulis dalam bentuk kitab kajian sastra”, pungkasnya.

Bergabung menjadi pengajar sejak 1986, Prof Esti tercatat sebagai Guru Besar Pertama Unwidha. Semua jenjang pendidikan dijalani dalam jalur yang sama sejak IKIP Yogyakarta (S1), IKIP Jakarta (S2 & S3) sehingga berhak menyandang gelar Prof Dr Dra Esti Ismawati, MPd. Aktif melakukan penelitian, seminar dalam dan luar negeri serta menulis buku, ibu dari dua anak ini pernah menduduki beberapa jabatan struktural.

Jabatan yang pernah diemban antara lain Pembantu Dekan FPBS IKIP YP Klaten (1988-1994), Pembantu Dekan I FKIP Unwidha Klaten (1995-1998), Ketua Pusat Studi Wanita dan Kebudayaan (1999-2003), dan Sekretaris LPM Unwidha Klaten (2004-2008).
(*)

0

Share

By About

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Mabur.co

© 2025 Mabur.co