Menari sesungguhnya berlatih membahasakan rasa. Gerak gemulai penari bukan lahir secara otomatis atau asal-asalan, tetapi merupakan ekspresi dari olah rasa. Gerakan akan menjadi maksimal dan benar jika para penari memahami cerita utuh, menghayati peran yang dilakukan dan membahasakan dengan seluruh tubuh.

Demikian sutradara dan koreografer Rampak Tarian Panji, Jujuk Prabowo seusai sesi latihan bersama Sanggar Budaya Karang Kepanjen, Jumat (17/2/2024) malam. Mereka berlatih untuk menampilkan narasi lokal berbasis sejarah Kepanjen.

Lebih jauh disampaikan, sejak latihan dua bulan yang lalu sudah ada kemajuan. “Ini menyenangkan dan patut diapresiasi dan disyukuri bersama. Dengan ketekunan dan kesungguhan, peran apapun akan bisa kita mainkan sehingga penonton memperoleh pelajaran dan kepuasan”, tutur sutradara kenamaan Teater Gandrik ini.

Secara umum, Sanggar Budaya Karang Kepanjen akan menampilkan sekitar 40-an personil. Mereka selain para penari, juga pemain musik yang seluruhnya dikreasi dari potensi yang dimiliki dusun Karang Kepanjen. Pentas mereka diadaptasi dari Syair Panji karya Wahjudi Djaja.

Budayawan Sleman Wahjudi Djaja yang ikut mendampingi merasa bangga dan salut dengan semangat dan swadaya para anggota sanggar. “Ini sebuah penciptaan karya seni baru yang sarat muatan dan pelajaran. Dua bulan lalu kita belum bisa membayangkan, apakah mereka bisa dan mampu. Alhamdulillah, malam ini mereka sudah sangat siap. Ini akan menjadi pentas unggulan selama Ruwahan Ageng Kiai Panji. Tinggal sedikit sentuhan, semoga bisa ter-cover selama gladi kotor dan gladi bersih”, tandas anggota Badan Promosi Pariwisata Sleman (BPPS) ini.

Hadir dalam sesi latihan Dukuh Karang Kepanjen Erna Nur Rohmi. Ruwahan Ageng Kiai Panji rencananya digelar 29 Februari sampai 3 Maret 2024. Acara ini sengaja digelar untuk memperkenalkan sekaligus memberdayakan potensi Kalurahan Trimulyo sebagai kalurahan budaya.
(*)