Rekreasi di Rammang-Rammang, Segala Penat Akan Hilang

 

Jika ingin melepas segala beban hidup atau kepenatan pikiran, silakan rekreasi ke Kampung Berua. Ini adalah sebuah destinasi yang fenomenal dan tersembunyi diantara cadas perbukitan karst di Desa Bontonlempangan, Kec. Bontoa, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.

Pada jutaan tahun silam kawasan ini merupakan danau purba. Lanskap dan keindahannya nyaris tak ada duanya. Selain unik kawasan ini menyajikan kehidupan yang tenang, damai dan bersahaja bagai surga.

Kampung Berua (Kampung Baru), terletak 40 Km utara Makassar dan dihuni oleh 17 KK. Mereka hidup turun-menurun dan bersahabat dengan alam hingga melahirkan kearifan lokal. Untuk sampai di destinasi ini, wisatawan harus naik perahu dan menyusuri sungai dengan membayar Rp 300.000 bisa 6-10 orang untuk pulang pergi. Kiri kanan ditumbuhi bakau, palem rawa, nipah dan nira yang membentang bagai permadani hijau indah dengan latar tebing karst yang megah. Sepanjang jalan, wisatawan benar-benar dimanjakan untuk menikmati petualangan alam yang langka.

Pengelola destinasi Rammang-Rammang, Ismail Baso saat ditemui Mabur.co menjelaskan, Rammang-Rammang dikembangkan sejak tahun 2015. “Kebanyakan justru wisatawan mancanegara yang datang dan tinggal atau menginap di Kampung Berua. Mereka menikmati pemandangan alam yang langka, menyusuri beberapa gua purba yang ada di balik perbukitan kapur atau sekedar menginap di homestay yang kami miliki”, jelasnya.

Jika kita susuri Rammang-Rammang, akan kita saksikan gugusan pegunungan kapur menjulang perkasa seperti menyembul diantara belantara palem rawa dan nipah. Sungai berkelok indah dengan rawa yang airnya tenang. Menyusuri Rammang-Rammang bagai memasuki gerbang purba yang penuh misteri dan mengagumkan. UNESCO telah menetapkan Rammang-Rammang sebagai geo geritage yang harus dijaga dan dilindungi.

“Kampung Berua terletak di tengah-tengah jajaran pegunungan karst. Kampung ini benar-benar mengajak wisatawan untuk menyaksikan kebesaran Tuhan. Destinasi wisata ini cocok untuk rekreasi dan healing”, jelas Baso.

Ketua Umum Alumni Sejarah Universitas Gadjah Mada (Kasagama), Wahjudi Djaja, S.S., M.Pd, destinasi Rammang-Rammang memang sangat fenomenal. “Jejak purba sangat terasa dan terlihat disini. Perbukitan karst mungkin bisa ditemukan di wilayah lain seperti kawasan Bengawan Solo Purba di Pucung, Girisubo, Gunung Kidul, tetapi yang didukung dengan ekosistem rawa dengan palem rawa dan nipah, bisa jadi hanya ada disini”, jelasnya.

Oleh karena itu, imbuhnya, penataan dan pengelolaannya harus menyesuaikan dengan kaidah sejarah, arkeologi, geologi dan kepariwisataan. “Jangan karena memburu pemasukan lalu kita mengabaikan kaidah keilmuan. Karena kawasan ini sangat langka dan telah menjadi warisan dunia, sehingga harus dijaga jangan sampai salah urus dan rusak”, pesannya.
(Jay)


Share

By About

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mabur.co

© 2025 Mabur.co