Peneliti Center for Strategic and International Studies (CSIS), Dr. Rizal Sukma, dalam Jakarta Geopolitical Forum VII/2023 pada Rabu (14/6) menyampaikan ada enam tren yang harus diperhatikan dengan sangat hati-hati untuk ke depannya terkait konfigurasi politik di Asia Pasifik.
Pertama, perubahan sifat dan nilai dari laut dengan konsekuensi yang diakibatkan hubungan antara kekuatan-kekuatan besar. Kedua, masa depan laut juga akan ditentukan oleh hubungan antara Amerika Serikat dan China. Ketiga, semakin ramainya wilayah Indo-Pasifik seiring bergesernya pusat gravitasi geopolitik dan geoekonomi dunia ke wilayah tersebut.
Keempat, seiring perubahan nilai laut dari ekonomi menjadi strategis, upaya untuk menemukan solusi terhadap sengketa maritim akan menjadi semakin sulit. Kelima, muncul karena adanya kekhawatiran keamanan tradisional yang meningkat. Sehingga, negara akan lebih fokus pada pemeliharaan keunggulan maritim, antara lain melalui kehadiran angkatan laut, pembentukan koalisi, penguatan aliansi, serta peningkatan militer. Ke enam, terlihatnya peningkatan marginalisasi tantangan keamanan non-tradisional berbasis maritim dalam wacana akademik dan kebijakan.
Menurutnya ada tiga hal yang menjadi tantangan untuk dihadapi ASEAN. Pertama, melemahnya persatuan negara-negara ASEAN, yang saat ini terjadi polarisasi kelompok, yakni Pro AS, Pro Cina, Non-Block, dan Confused State. Kedua, berkurangnya peran ASEAN sebagai pengelola tatanan kawasan akibat lemahnya persatuan ASEAN dalam menangani konflik maupun persaingan di kawasan. Ketiga adalah pentingnya menjaga otonomi strategis ASEAN yang dipertegas dengan Asia Tenggara, Samudra Pasifik, dan Samudra Hindia yang akan menjadi mandala sentral di tengah persaingan kekuatan besar.
Berkaitan dengan itu, Rizal Sukma menyampaikan empat rekomendasi. Pertama, ASEAN perlu mempelajari bagaimana persaingan maritim yang sedang berkembang akan berdampak pada masa depan UNCLOS. Kedua, ASEAN perlu mencari ide-ide baru untuk mencapai terobosan dalam mengelola Laut China Selatan, terutama dalam mendorong penerapan code of conduct. Ketiga, ASEAN perlu merenungkan kelemahan-kelemahan di dalam institusinya, dan berusaha untuk memperkuatnya. Keempat, ASEAN perlu mengusulkan East Asia Summit Plus tentang keamanan regional yang komprehensif sebagai kerangka baru untuk mengamankan dan memakmurkan wilayah (Indo-Pasifik).
(Dikutip dari Lemhanas.go.id)



