Mabur.co
Situs Keraton Plered merupakan bekas pusat pemerintahan Mataram Islam periode ketiga setelah Kotagede dan Kerta. Keraton ini dibangun oleh Amangkurat I. Namun, Kraton Plered (Ngeksiganda) ini hancur sekitar tahun 1677 karena berkecamuknya Perang Trunojoyo.
Susuhan Mangkurat I terpaksa harus melarikan diri, kemudian meninggal di Tegal sehingga dikenal sebagai Susuhan Tegalwangi. Trunojoyo, seorang bangsawan Madura menyerang Kraton Plered dan berhasil mendudukinya. Penggantinya, Amangkurat II menduduki kembali Kraton Plered dengan bantuan VOC. Namun, Sunan Amangkurat II kemudian memindahkan ibukota Mataram Islam dari Plered ke Kartasura.
Menurut arkeolog alumni UGM, Danang Indra Prayudha, lokasi yang sekarang dikenal dengan Taman Keraton Pleret merupakan benteng Keraton Pleret sisi timur. “Sedangkan sisi barat berada di dekat Museum Pleret, sisi utara di dekat pasar, sementara itu sisi selatan sampai sekarang belum ketemu jejaknya. Luasanya berapa, kita juga masih mencari tepatnya. Kebanyakan memang sudah menjadi hunian tempat tinggal warga sehingga saat mau dilakukan ekskavasi kita memerlukan izin dan waktu yang relatif lama”, jelasnya.
Benda dan struktur Kraton Plered yang berhasil ditemukan tercatat lengkap dalam kajian akademik dan tertuang dalam Surat Keputusan Gubernur DIY Nomor 194/KEP/2019 tentang Penetapan Situs Cagar Budaya Kerta, Situs Cagar Budaya Kedaton-Plered, Situs Cagar Budaya Kauman-Plered dan Situs Cagar Budaya Makam Ratu Malang-Plered.
(Jay)



