Yogyakarta, (28/6/2023)
Menelusuri sudut-sudut Yogyakarta yang penuh memori dan nostalgi belum sempurna kalau kita belum menginjak Tamansari. Sebuah situs yang kaya akan seni dan menjadi bukti terjadinya akulturasi.
Dibangun era Sri Sultan Hamengku Buwono I (sekitar 1758), Tamansari tidak saja didesain dengan arsitektur tinggi tetapi juga menyembulkan dekatnya dinasti Mataram dengan budaya bahari. Jika orang kemudian menyebutnya Water Castle, mungkin tak berlebihan. Lokasi Tamansari ini berada di Segaran (segoro artinya laut) dimana para bangsawan berlalu-lalang menggunakan perahu. Keberadaan Pulau Kenanga dan lorong bawah tanah memperkuat pendapat itu.
Tiap sudut situs Tamansari diperkaya dengan seni ukir dan beragam model bangunan bergaya Portugis. Bukan hal aneh mengingat ada yang berpendapat bahwa salah satu arsiteknya berasal dari Portugis. Keberadaan bangsa Portugis di Yogyakarta bisa dipahami bahkan jauh sejak era Mataram. Perpaduan arsitektur Jawa dan Portugis inilah yang kemudian melahirkan seni bangunan antik dan khas.
Perpaduan dua budaya atau lebih yang kemudian melahirkan budaya baru sering ditemui dalam beragam bangunan peninggalan sejarah. Artinya, interksi antar bangsa yang terjadi di ibukota kerajaan menjadi pintu bagi tumbuh dan berkembangnya kebudayaan bahkan peradaban baru. Artinya, ini bisa dijadikan kesadaran bersama bahwa dialog peradaban sudah menjadi kewajaran sejak zaman kerajaan.
Terkait lorong bawah tanah yang sampai saat ini masih bisa dikunjungi, selain dijadikan jalur darurat bagi keluarga kerajaan jika mendadak terjadi serangan lawan lalu ditutup untuk dialiri air begitu sampai di ujung penyelamatan, juga menjadi penghubung antar ruang di dalam Tamansari. Sebuah bangunan yang lihai dalam menerapkan strategi pertahanan sekaligus taman kerajaan yang indah menawan.
Tamansari yang berada di dalam kompleks Keraton Yogyakarta ini memiliki tata ruang dan kosmologi yang penuh filosofi. Beberapa diantaranya adalah Pulo Kenanga, Umbul Binangun, Pesarean Ledok Sari, Sumur Gumuling, Pulau Cemeti, Pasiraman, Pacausan dan beragam gedung.
(Jay)



