Oleh: Maria Tri Widayanti*
Pagi di Ipoh, Ibukota Perak. Jam sudah menunjukkan pukul 07.00 suasana masih relatif gelap. Sesudah persiapan jalan kami berempat pesan grab untuk berburu sarapan. Tujuannya adalah Restoran Choong Kee Pokok Besar. Menu Mie Mie-an, kuah bening maupun kuah kari dengan toping berbagai macam cemilan berbahan tahu atau bakso. Selesai
sarapan pesan grab lagi menuju ke Kellie’s Castle di wilayah Batu Gajah.
Pembangunan Kellie’s Castle dimulai pada 1915, hingga akhirnya dihentikan pada 1926 setelah pemilik kastil, Skotsman William Kellie Smith meninggal karena penyakit pneumonia yang diderita dalam perjalanan ke Eropa. O iya, kastil ini dipercayai kastil berhantu, lho.
Saya sempat menjelajah dan membuat video ala kadarnya dalam kastil ini. Ntar ya, kalau sudah pulang baru tak upload. Foto-foto juga di HP satunya belum di transfer dimari. Sabar ya, hehe.

Selesai keliling kastil, perjalanan dilanjut ke gua Kek Look Tong Kuil di Gunung Rapat, yaitu sebuah gua batu kapur di tempat seluas 4,8 hektare dengan patung Buddha, taman, dan jalan setapak refleksi. Guanya sih tembus ke seberang yang berupa taman. Terdapat juga patung Buddha dengan berbagai karakter, gaya, dan nama berbeda. Banyak pula kera di situ.
Perjalanan lanjut keliling kota Ipoh dengan berjalan kaki. Pertama yang dituju adalah kedai penjual dawet yang tidak beda jauh sih dengan dawet ngisor ringin. Dengan gula merah dan santan kental. Hanya isinya variatif, ada tambahan kacang merah, pulut/ketan, dan jagung (sesuai pilihan).

Jalan kaki terus berlanjut, masuk pasar, lewat pertokoan, dan salah satu tujuan adalah Museum Hoyanhor yaitu museum Teh Herbal Dr. Ho Kai Cheong . Sekaligus mencicipi teh yang aneh tapi enak. Dan di badan memberi efek nyaman.
Jalan kaki masih berlanjut lalu rmampir makan siang yang kesorean di Nasi Kandar. Yakin makan di Malaysia itu makan pagi saja, kenyangnya sampai sore.
Sesudah itu balik hotel ambil koper dkk langsung cuss stasiun untuk perjalanan ke Pulau Penang.
Nah, drama di mulai. Di stasiun minim sekali informasi. Nanya beberapa kali tentang tiket kita pakai antrian mana selalu saja salah, bahkan info petugas pun salah. Antrinya di tempat salah. Akhirnya nyoba lagi nyari mana jalur kereta ke Pinang, ternyata salah jalur. Harus menyeberang beberapa rel melewati penyeberangan yang harus naik turun. Baru akhirnya ketemulah keretanya. Begitu naik, kereta sudah jalan.
Perjalanan ke Penang dengan kereta melewati mayoritas perkebunan sawit. Matahari terbenam sekitar pukul 19.00. Sampai stasiun kita menuju ke pelabuhan yang masih satu area. Naik kapal Feri 10 menit, sampailah ke Pulau Penang. Pesen grab meluncur ke Hotel. Eh, grab-nya pakai mobil mewah yang atasnya kaca, sopirnya cewek cantik. Kayaknya anak orang kaya gabut di rumah.
Sampai hotel pesan grabfood, mandi, makan, tidur.
(Bersambung)
*Dosen STIE Pariwisata API Yogyakarta



