Wadas Mili, Saat Melancong Menemukan Inspirasi

Sebuah destinasi berbasis alam kembali hadir di Sleman bagian barat. Air terjun bermunculan dari bebatuan cadas sepanjang kali. Gemericik air mengalir di sela-sela bebatuan sampai di kejauhan. Sawah berterasering diselingi pohon bambu menambah syahdu.

Itulah sepenggal lanskap alam Wadas Mili, sebuah destinasi baru di Padukuhan Klaci I Margoluwih Seyegan Sleman. Belum sepenuhnya selesai dibangun warga, tetapi sudah banyak wisatawan yang datang. Mereka kebanyakan menikmati arung jeram (tubing) di sungai sepanjang kurang lebih 1 km. Pada hari libur tak sedikit pelajar dan mahasiswa yang camping di area sekitar Wadas Mili.

“Hampir delapan bulan warga kerja keras untuk mewujudkan impian lama. Mereka ingin memanfaatkan wedi kengser (delta sungai) sebagai objek wisata. Kami terus berusaha agar Wadas Mili benar-benar menjadi destinasi yang sehat dan menentramkan hati. Peralatan rafting atau tubin sudah kami siapkan, hanya kalau kemarau volume air agak mengecil”, ungkap Muladi yang juga Dukuh Klaci I.

Nama Wadas Mili sendiri datang secara spontan saat para pemuda mulai membuka lahan yang tadinya dipenuhi pohon bambu. Mereka melihat dari balik batu wadas bermunculan air yang membentuk pancuran. Akhirnya mereka sepakat menanami lokasi itu dengan Wadas Mili.

Rombongan wisatawan usai bermain arung jeram

Ditemani para pengelola, Minggu (27/10/2024)), Muladi mengajak mabur.co melihat kawasan Wadas Mili hingga sampai ujung utara. Bersama Wahjudi Djaja SS MPd, dosen STIE Pariwisata API Yogyakarta, mereka kemudian mendiskusikan di balai bambu tepi kali.

“Hanya perlu sentuhan seni dan penataan ulang kawasan Wadas Mili agar bisa menjadi destinasi yang lengkap, murah dan sehat. Sekitar kali bisa ditanami kembali beragam jenis bunga atau bambu hias agar suasana kali saat dipakai rafting lebih nyaman. Jangan lupa menyiapkan kuliner yang khas karena kebanyakan wisatawan yang datang ke sini untuk olah raga atau jalan dan sepeda santai”, tandas anggota Badan Promosi Pariwisata Sleman (BPPS) ini.

Selain memiliki alam yang indah dan asri, Klaci I juga kaya dengan jejak dan narasi sejarah. Dulu banyak ditemukan batuan candi. Tak jauh dari Wadas Mili ada jembatan buatan Belanda. Menurut catatan sejarah, di Klaci pernah berdiri pabrik gula. Pabrik Gula Klaci didirikan E Hemphenius (pengusaha Belanda) pada 1886 sebagai bagian dari perkembangan industri gula di Yogyakarta. Industri gula baru mengalami penurunan akibat krisis ekonomi malaise pada 1930-an. Pabrik Gula Klaci merupakan salah satu dari sembilan pabrik gula yang pernah beroperasi di wilayah Sleman. Pabrik itu kini menyidakan fondasi, jembatan dan tetek (pintu air).

Dalam pantauan mabur.co, Minggu siang sampai sore banyak anak bermain air di kali. Mereka menikmati kebebasan bersama teman. Rencananga Muladi akan menghidupkan malam dengan membuat angkringan.
(*)


Share

By About

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mabur.co

© 2025 Mabur.co