Warga Kepanjen Sleman Siap Gelar Ruwahan Ageng Kiai Panji

Kepanjen adalah sebuah padukuhan di Kalurahan Trimulyo Sleman. Bagian lain dari padukuhan ini bernama Karang. Pada 29 Februari sampai 3 Maret 2024 akan digelar Ruwahan Ageng Kiai Panji, sebuah adat tradisi dalam menghormati leluhur menjelang bulan Puasa.

Harmoni dan kekompakan warga terjaga dalam semangat kohesi sosial yang tinggi. “Alhamdulillah warga kami guyup rukun siang makam menyiapkan ruwahan. Kami berharap ini menjadi jalan menuju kemajuan. Karena tanpa swadaya dan gotong royong penuh kesadaran, sulit untuk membangun padukuhan”, kata Bu Dukuh Erna Nur Rohmi.

Senam sehat di Lapangan Gelora Panji

Minggu pagi diawali dengan senam sehat ibu-ibu di Lapangan Gelora Panji. Sementara warga yang laki-laki kerja bakti mempersiapkan arena perayaan ruwahan. “Rencananya kami gelar pasar rakyat dan UMKM selama ruwahan, kirab budaya, umbul donga (dzikiran), pentas seni tradisi, lomba dan festival, sarasehan serta pentas sendratari Rampak Tarian Panji dan pertunjukan musik. Kami membuka diri untuk kerjasama dan kolaborasi dengan pihak ketiga yang berkomitmen memajukan budaya”, tandas Ketua Panitia Ruwahan Aditya Dwi Nugroho yang juga Ketua RW Kepanjen.

Sementara itu Pramudito selaku Ketua Badan Keluarga Mahasiswa Sejarah (BKMS) FIB UGM yang datang bersama tiga pengurusnya merasa kagum dengan keguyupan warga Kepanjen. “Kami tertarik untuk berkolaborasi, tetapi dalam bentuk bagaimana nanti kami diskusikan dengan pengurus dan Kaprodi Sejarah FIB UGM. Mungkin bisa menjadi desa binaan BKMS untuk satu periode. Kebetulan teman-teman ini juga lagi pada membahas terkait rancangan periode untuk satu tahun”, kata mahasiswa Angkatan 2022 ini.

Pramudito dan pengurus BKMS bertemu Dukuh dan Ketua RW Kepanjen

Sedangkan budayawan Sleman, Wahjudi Djaja, selaku fasilitator menyampaikan ke depan Kepanjen bisa menjadi destinasi wisata budaya. “Potensi dan narasi yang dimiliki Kepanjeng lebih dari cukup untuk menopang destinasi wisata budaya. Lanskap alam yang indah, pemukiman yang tertata, kohesi masyarakat yang masih hangat terjaga dan jejak sejarah yang bagus. Cuma perlu sedikit pemahaman kepada warga agar tidak membiasakan membakar sampah. Selain kurang ramah lingkungan, juga bisa merusak udara dan polusi”, jelas Ketua Umum Keluarga Alumni Sejarah Universitas Gadjah Mada (Kasagama) ini.

Kerja bakti Minggu (14/1/2024) antara lain diisi dengan membersihkan rumput dan lingkungan, mempersiapkan intalasi bambu luar ruang, merenovasi ruang sekretariat dan membenahi instalasi listrik. Rencananya persiapan ruwahan ageng tidak hanya dilakukan pada hari Minggu tetapi setiap malam sesuai giliran ronda malam.
(*)

0

Share

By About

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *