Temanggung, 28/6/2023
Lembah hijau antara Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing menyimpan misteri yang menarik untuk diungkap. Tidak saja berkaitan dengan situs peradaban Mataram Kuna, juga beragam peninggalan sejarah yang bisa diangkat sebagai salah satu potensi wisata sejarah.
Salah satu jejak yang menarik diteliti adalah keberadaan situs Watu Wayang. Situs ini berada di dalam kompleks kolam renang Simpleng Gondosuli Bulu Temanggung. Sesuai namanya, situs ini berupa batuan raksasa yang permukaannya memiliki guratan beraneka jenis wayang.
Ditemani pengurus Bumdes Gondosuli, Khusen dan Jamal, Ketua Umum Alumni Sejarah Universitas Gadjah Mada (Kasagama), Wahjudi Djaja, sempat meninjau situs yang masih menjadi misteri tersebut. “Ini memang fenomenal, tidak saja jenis batu dan besarannya, tetapi juga guratan yang ada di permukaannya. Ada beragam jenis wayang yang seperti menceritakan kisah tertentu. Pastinya, nanti kita libatkan teman-teman arkeolog agar bisa membuka tabir misteri di dalamnya”, tandasnya.
Menurut Jamal, batu besar itu telah ada sejak dahulu kala. Dan guratan wayang pada batu tersebut konon menggunakan kuku sehingga terlihat halus. Menanggapi hal tersebut, Wahjudi menanggapi dengan serius.
“Untuk mengangkat narasi dan kisah sejarah, kita memang bisa menggunakan folklore atau cerita rakyat. Bukan dalam rangka meyakini kebenarannya tetapi kita jadikan pintu masuk untuk penelitian lanjutan. Ada pendekatan arkeologis yang bisa kita kolaborasikan dengan pendekatan sejarah untuk menekukan autentisitas kandungan informasi di dalamnya”, tandasnya.
Dengan narasi sejarah yang lengkap, lanjut dosen STIE Pariwisata API Yogyakarta ini, desa Gondosuli bisa menjadikannya sebagai objek pariwisata yang menarik. “Kawasan ini pernah menjadi pusat peradaban era Mataram Kuna. Keberadaan situs Liyangan yang teramat lengkap bisa dijadikan pintu masuk untuk mengangkat narasi di dalamnya. Jika ini dikerjakan Bumdes Gondosuli akan melahirkan destinasi wisata yang mengagumkan”, jelasnya.
Bumdes Gondosuli saat ini baru memberdayakan potensi air untuk kepentingan kolam renang. Dengan lengkapnya potensi sejarah, alam, budaya dan perkebunan, bukan hal yang mustahil jika kelak destinasi ini akan menjadi besar dan diminati wisatawan. Hanya saja, perlu dipahami dua konsep pengembangan wisata, yakni community based tourism dan sustainability tourism agar keberadaan usaha wisata bisa berdampak bagi warga dan tidak merusak ekosistem yang ada.
(Jay)



